Kamis, 09 Mei 2013

pengertian prota,promes dan kaldik



Assalamualaikum wr.wb
Sore sob ,gmn kabarnya? Tentunya baik-baik semua kan
 Kali ini saya ingin berbagi tentang apa itu prota,promes dan kaldik.
Sebagai seorang guru atau calon seorang guru yang baik tentunya kita harus paham apa itu prota,promes, dan kaldik kalau tidak maka akan terganggu dalam pencapain materi kepada peserta didik atau terganggunya proses belajar mengajar.
Langsung saja ini dia sob .....
1.      Program Tahunan
Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun untuk mencapai tujuan (SK dan KD) yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswa. Penentuan alokasi waktu ditentukan pada jumlah jam pelajaran sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku serta keluasan materi yang harus dikuasai oleh siswa
Program Tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, berisi tentang garis-garis besar yang hendak dicapai dalam satu tahun dan dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan program ini perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran dimulai , karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-progran berikutnya, yakni program semester, mingguan dan harian serta pembuatan silabus dan sistem penilaian komponen-komponen program tahunan meliputi identifikasi(satuan pendidikan,mata pelajaran, tahun pelajaran) standart kompetensi , kompetensi dasar , alokasi waktu dan keterangan.
Program Tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan program ini telah dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru mata pelajaran sebelum tahun ajaran karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya.
Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan sebagai pedoman bagi pengembangan program-program selanjutnya, seperti program semester, program mingguan, dan program harian atau program pembelajaran setiap pokok bahasan
Program tahunan memuat penjabaran alokasi waktu tiap-tiap standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk tiap semester dan tiap kelas selama satu tahun pelajaran. Program tahunan selanjutnya dijabarkan secara rinci pada program semester. Program tahunan dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran dimulai, karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya. Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, rang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan (Mulyana, 2004 : 95).
2.      rogram Semester
Semester adalah satuan waktu yang digunakan untuk penyelenggaraan program pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan untuk penyelenggaraan program pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam semester itu ialah kegiatan tatap muka, pratikum, keraja lapangan, mid semester, ujian semester dan berbagai kegiatan lainya yang diberi penilaian keberhasilan. Satu semester terdiri dari 19 minggu kerja termasuk penyelenggaraan tatap muka, mid semester dan ujian semester.
Dalam program pendidikan semester dipakai satuan waktu terkecil, yaitu satuan semester untuk menyatakan lamanya satu program pendidikan. Masing-masing program semester sifatnya lengkap dan merupakan satu kebulatan dan berdiri sendiri. Pada setiap akhir semester segenap bahan kegiatan program semester yang disajikan harus sudah selesai dilaksanakan dan mahasiswa yang mengambil program tersebut sudah dapat ditentukan lulus atau tidak.
Program semester adalah program yang berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan. Isi dari program semester adalah tentang bulan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan, dan keterangan-keterangan.



3.      Pengertian Kalender Pendidikan
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
a.       Alokasi Waktu
Permulaan tahun pelajaran  adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

b.      Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran  untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
c.       Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
d.      Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

jadi intinya sebagai seorang guru atau calon seorang guru yang baik kita harus paham kalau tidak maka prosos belajar mengajar yang kita lakukan akan gagal total.
 Sekian dari saya semoga bermanfaat dan terimakasih wabillahi toufik walhidayah wassalammualaikum wr.wb.


Penilaian kinerja (performance assessment )



Assalamualaikum wr.wb
Sore sob ,gmn kabarnya? Tentunya baik-baik semua kan
 Kali ini saya ingin berbagi tentang apa itu  penilain kinerja (performance assessment)


penilain kinerja (performance assessment)  adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa. Performance assessment digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan. Penugasan tersebut dirancang khusus untuk menghasilkan respon (lisan atau tulis), menghasilkan karya (produk), atau menunjukkan penerapan pengetahuan. Tugas yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dan bermakna bagi siswa (Setyono,2005:3).

Sedangkan menurut Majid (2006:88) performance assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi di mana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks. Jadi boleh dikatakan bahwa performance assessment adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemostrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria-kriteria yang diinginkan.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa performance assessment adalah suatu bentuk penilaian untuk mendemostrasikan atau mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh oleh siswa dan menggambarkan suatu kemampuan siswa melalui suatu proses, kegiatan, atau unjuk kerja.
Karakteristik dan Sifat Penilaian Kinerja (performance assessment)
Menurut Stiggins (1994:160), salah satu karakteristik penilaian kinerja siswa adalah dapat digunakan untuk melihat kemampuan siswa selama proses pembelajaran tanpa harus menunggu sampai proses tersebut berakhir.

Karakteristik penilaian kinerja menurut Norman (dalam Siti Mahmudah, 2000:18) adalah
 (1) tugas-tugas yang diberikan lebih realistis atau nyata;
(2) tugas-tugas yang diberikan lebih kompleks sehingga mendorong siswa untuk berpikir dan ada kemungkinan mempunyai solusi yang banyak;
(3) waktu yang diberikan untuk asesmen lebih banyak;
(4) dalam penilaiannya lebih banyak menggunakan pertimbangan.

Adapun pendapat lain yang dikemukakan oleh Isyanti (2004:6) bahwa penilaian unjuk kerja dapat mengungkapkan potensi siswa dalam memecahkan masalah, penalaran, dan komunikasi dalam bentuk tulisan maupun lisan.

            Menurut Setyono (2005:3) bahwa penilaian performansi digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan yang berupa aspek pembelajaran kinerja dan produk.
Hutabarat (2004:16) berpendapat bahwa penilaian kinerja lebih tepat untuk menilai kemampuan siswa dalam menyajikan lisan, pemecahan masalah dalam suatu kelompok, partisipasi siswa dalam suatu kegiatan pembelajaran, kemampuan siswa dalam menggunakan peralatan laboratorium serta kemampuan siswa mengoperasikan suatu alat.
Kriteria Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan (task). Dalam  menilai kinerja siswa tersebut, perlu disusun kriteria. Kriteria yang menyeluruh disebut rubric. Dengan demikian wujud asesmen kinerja yang utama adalah task (tugas) dan rubrics (kriteria penilaian). Tugas-tugas kinerja digunakan untuk memperlihatkan kemampuan siswa dalam melakukan suatu keterampilan tentang sesuatu dalam bentuk nyata. Selanjutnya rubrik digunakan untuk memberikan keterangan tentang hasil yang diperoleh siswa (Zainul, 2001:9-11)

Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian kinerja antara lain: generalizability atau keumuman, authenticity atau keaslian/nyata, muliple focus (lebih dari satu fokus), fairness (keadilan), teachability (bisa tidaknya diajarkan), feasibility (kepraktisan), Scorability atau bisa tidaknya tugas tersebut diberi skor ( Popham, 1995:147).
Langkah-langkah Membuat Performance Assessment
Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat performance assessment adalah
 1) identifikasi semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir;
 2) menuliskan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas;     
 3) mengusahakan kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua dapat diamati;
 4) mengurutkan kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang akan diamati;
 5) bila menggunakan skala rentang, perlu menyediakan kriteria untuk setiap pilihan (Hutabarat, 2004: 17).

          Menurut Majid (2006: 88) langkah-langkah membuat performance assessment adalah
1) melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output yang terbaik);
2) menuliskan perilaku kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan dan menghasilkan output yang terbaik;
 3) membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur, jengan terlalu banyak sehingga semua kriteria- kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakaan tugas;
4) mengurutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati;
 5) kalau ada periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan yang dibuat sebelumnya oleh orang lain.
Validitas dan Reliabilitas dari Performance Assessment
Validitas adalah segala sesuatu yang menitikberatkan pada informasi yang diperoleh dari suatu penilaian yang mengijinkan guru untuk mengkoreksi suatu keputusan tentang belajar siswa. Salah satu faktor yang dapat mengurangi validitas dari performance assessment adalah bias. Bias adalah kesalahan guru dalam menginterpretasikan kinerja siswa karena dalam satu kelompok siswa dipertimbangkan dalam kriteria yang berbeda atau dinilai pada karakteristik yang berbeda. Jika instrumen penilaian yang memberikan informasi tidak relevan dalam mengambil keputusan maka instrument tersebut tidak valid.

Dalam penilaian performance assessment, seorang guru harus memilih dan menggunakan prosedur yang adil pada seluruh siswa tapa membedakan latar belakang kebudayaan, bahasa, dan jenis kelamin. Selain itu faktor lain yang dapat menimbulkan kesalahan dalam validitas performance assessment adalah kegagalan guru dalam memasukkan atau memberikan penilaian kinerja siswa.

Reliabilitas adalah segala sesuatu yang menitikberatkan pada kestabilan dan kekonsistenan penskoran, secara logika untuk mendapatkan informasi tentang reliabilitas kinerja siswa adalah mengadakan observasi kinerja sesering mungkin. Jika kriteria kinerja tidak jelas, maka guru harus mengerti dari suatu kriteria sehingga tidak timbul kasalahan dan subjektivitas. Salah satu cara untuk mengurangi ketidakkonsistenan pada penskoran adalah menentukan tujuan performance assessment dan kriteria-kriteria penilaian dengan jelas pula.

Berdasarkan uraian di atas untuk menentukan validitas dan reliabilitas dalam performance assessment ada beberapa langkah yang harus diperhatikan yaitu  1) menentukan tujuan penilaian yang jelas sebelum memulai; 2)mengajar siswa dengan kinerja yang diinginkan, dan 3) memberitahukan kepada siswa tentang kriteria-kriteria kinerja yang akan dipertimbangkan (Airasian, 1991:299-301).

            Jadi penilaian kinerja (performance assesment) adalah suatu bentuk penilaian untuk mendemostrasikan atau mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh oleh siswa dan menggambarkan suatu kemampuan siswa melalui suatu proses, kegiatan, atau unjuk kerja.Dimana guru harus dapat  memilih dan menggunakan prosedur yang adil pada seluruh siswa tapa membedakan latar belakang kebudayaan, bahasa, dan jenis kelamin.serta memperhatikan langkah-langkah diantaranya: yaitu  1) menentukan tujuan penilaian yang jelas sebelum memulai; 2)mengajar siswa dengan kinerja yang diinginkan, dan 3) memberitahukan kepada siswa tentang kriteria-kriteria kinerja yang akan dipertimbangkan (Airasian, 1991:299-301).
             Sekian dari saya semoga bermanfaat ya n selamat belajar wabillahi toufik walhidayah wassalammualaikum wr.wb

asesmen portofolio



A.    Pengertian Portofolio

Istilah portofolio diambil dari bidang seni, yakni “istilah yang berarti suatu kumpulan karya sesuai maksud” (Stecher, dalam Fredman et al., 2001). Suatu portofolio, menurut Collins (dalam Collette & Chiappetta, 1994), adalah “suatu tempat yang berisi sekumpulan bukti dari
keterampilan, pengetahuan, minat, dan kecenderungan seseorang”. Bahan dalam portofolio tersebut digunakan untuk membuat keputusan tentang kualitas kinerja individu yang mengembangkan portofolio itu. Portofolio digunakan dalam berbagai bidang. Para artis mengembangkan portofolio kerja seni mereka. Mereka menyeleksi hasil kerja yang menunjukkan bukti-bukti kemampuan sebagai artis dan kualitas kerjanya. Fotografer juga menghasilkan portofolio dari foto-foto yang telah diambilnya. Mereka memasukkan foto-foto
yang memperlihatkan kualitas kerjanya.

Dalam ranah persekolahan, portofolio adalah koleksi yang sangat berguna tentang upaya,
kemajuan, dan kemampuan siswa dalam jangka waktu tertentu (Cherian & Mau, 2003). Sebuah portofolio adalah koleksi multidimensi dari infomasi yang dikumpulkan, yang memungkinkan guru dan siswa mengkonstruksi gambaran terorganisasi, proses, dan deskriptif tentang pembelajaran siswa (Farr, dalam Duffy et al., 1999). Sebagai sebuah bentuk asesmen, portofolio merupakan sebuah kumpulan seleksi dan sistematisasi karya siswa yang memperlihatkan ketuntasan atau pertumbuhan dalam area tertentu dalam jangka waktu tertentu (Jones, 2001). Koleksi tersebut dapat meliputi contoh-contoh karya, contoh hasil tulisan, karya seni, yang diseleksi berdasarkan pertimbangan siswa itu sendiri untuk menunjukkan tentang dirinya. Dengan portofolio, refleksi siswa sebagai swaasesmen dapat dijalankan dan dilakukan pengkaitan antara apa yang siswa pelajari dengan maknanya. Senada dengan pernyataan tersebut, di dalam Buku KTSP SMP (Depdiknas, 2006) dinyatakan bahwa asesmen portofolio merupakan penilaian melalui koleksi karya (hasil kerja) siswa yang sistematis, yakni: pengumpulan data melalui karya siswa, pengumpulan dan penilaian yang terus menerus, refleksi perkembangan berbagai kompetensi, memperlihatkan tingkat perkembangan kemajuan belajar siswa, bagian integral dari proses pembelajaran, untuk satu periode, dan tujuan diagnostik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebuah asesmen portofolio adalah koleksi kerja siswa yang menunjukkan
usaha, kemajuan, atau kemampuan siswa pada area yang ditentukan. Koleksi ini meliputi:
1) partisipasi siswa di dalam seleksi isi portofolio; 2) petunjuk bagaimana menyeleksinya; 3)
kriteria untuk penilaian; dan 4) bukti refleksi-diri siswa (sesuai dengan pendapat Meyer et al.,
dalam Reckase, 1995).

Dalam pembelajaran IPA, sebuah portofolio seharusnya memperlihatkan pertumbuhankemampuan siswa di dalam pepembelajaran IPA. Portofolio merupakan kumpulan hasil kerja yang menyediakan bukti-bukti kompetensi siswa. Portofolio tersebut juga menunjukkan inisiatif, kemampuan dan keterampilan siswa. Menurut Collette dan Chiappetta (1994), agar koleksi hasil kerja siswa dapat disebut sebagai portofolio, diperlukan persyaratan sebagai berikut :
1) Sebuah portofolio seharusnya mengandung kerja orisinil siswa dalam periode tertentu.
2) Bahan dalam portofolio dapat juga termasuk bahan-bahan yang tidak dihasilkan oleh siswa, misalnya handout, LKS, catatan dosen, dan catatan laboratorium. Dokumen2 dokumen tersebut merupakan bukti-bukti berbagai aktivitas yang terjadi selama periode tertentu dalam pembelajaran IPA.
3) Koleksi hasil kerja dalam portofolio seharusnya memperlihatkan aspek-aspek yang berbeda dari kemampuan siswa. Koleksi tersebut menunjukkan bukti-bukti kemampuan dan kompetensi siswa di dalam satu atau lebih bidang. Koleksi tersebut seharusnya juga menyediakan contoh-contoh minat, kapabilitas, dan keterampilan siswa di dalam satu atau lebih bidang.
4) Sebuah portofolio seharusnya mengandung bahan-bahan yang menunjukkan bahwa siswa
telah menuntaskan aspek-aspek tertentu dalam pembelajaran, sebagai contoh menulis laporan, merancang eksperimen, menangani kerja proyek, atau mempresentasikan sesuatu topik IPA tertentu.
5) Sebuah portofolio seharusnya merupakan bukti kerja siswa sehingga dapat diases. Menurut Barton & Collins (dalam Surapranata dan Hatta, 2004), objek-objek portofolio dibedakan menjadi empat macam yaitu: hasil karya peserta didik atau artifak, reproduksi, pengesahan (attestation), dan produksi (production). Sedangkan menurut Rhoades & McCabe (dalam Maurer, 1996), terdapat 5 jenis model portofolio yakni portofolio kelompok, portofolio individu, portofolio karir, portofolio kelas, dan portofolio kualitas program.

B.     Pentingnya Portofolio
Penggunaan portofolio untuk asesmen siswa memungkinkan siswa dan guru menyelenggarakan proses pembelajaran melalui asesmen (Freidman et al., 2001). Dengan kata lain penggunaan portofolio akan menjadikan asesmen merupakan bagian tak terpisahkan
dari pembelajaran. Hal ini berimplikasi bahwa prosedur asesmen tidak hanya melalui pengukuran dan penguatan terhadap hasil belajar, akan tetapi lebih ke arah penguatan pengembangan strategi-strategi, sikap-sikap, keterampilan-keterampilan, dan proses kognitif
yang esensial untuk pembelajaran sepanjang hayat. Lebih lanjut Freidman et al. (2001)
memperinci manfaat portofolio, sebagai berikut:
1. Sumbangan portofolio terhadap asesmen
Sumbangan ini meliputi asesmen terhadap hasil pembelajaran, penyediaan bukti-bukti kinerja, penggambaran bukti-bukti yang dikumpulkan dalam jangka waktu tertentu, kemajuan siswa sebagai hasil belajar, serta asesmen formatif dan sumatif.
2. Berfokus pada atribut-atribut kepribadian siswa
Manfaat dalam area ini misalnya menyediakan bukti-bukti personal dan profesional dalam pembelajaran siswa, menyediakan umpan balik terhadap nilai-nilai, perasaan, dan cara untuk penanganan sejumlah pengalaman yang signifikan terhadap kepribadiannya.
3. Menguatkan hubungan antara guru dan siswa
Memungkinkan adanya dialog antar siswa dan dengan guru, mengingatkan siswa bahwa pembelajaran adalah proses dua arah, cerminan kerja siswa dan guru, meningkatkan harapan guru terhadap kemampuan berpikir dan pemecahan masalah siswanya.
4. Merangsang penggunaan strategi-strategi reflektif
Memfasilitasi penggunaan pengalaman masa lalu untuk pembelajaran dan mengenali kemajuan, merangsang penggunaan keterampilan reflektif, menggunakan strategi-strategi analisis dalam proses metakognitif, dan memungkinkan guru untuk memisahkan kualitas bukti dari kemampuan siswa dalam merefleksikan bukti tersebut.
5. Meluaskan pemahaman terhadap kompetensi profesional
Persepsi siwa dan interpretasinya terhadap pengalamannya akan menumbuhkan pemahaman siswa terhadap pertumbuhan profesional. Oleh karena itu, portofolio sangat bernilai untuk siswa.
Hal lain yang bernilai adalah bahwa portofolio itu “nyata” (tangible), sehingga merupakan sarana efektif untuk berkomunikasi dengan siswa, orang tua, guru lain, dan kepala sekolah tentang kemajuan siswa (Jones, 2001).

C.    Jenis Portofolio
Portofolio yang berbeda-beda jenisnya dihasilkan dari dan untuk memenuhi maksud dan konteks pendidikan. Tidak ada satu ‘portofolio”; terdapat berbagai portofolio (Foster and Masetr, dalam Klenowski, 2002). Berdasarkan tujuan asesmen portofolio, menurut Klenowski (2002) portofolio dapat dibagi menjadi: 1) portofolio untuk tujuan sumatif, 2) portofolio untuk sertifikasi dan seleksi, 3) portofolio untuk tujuan penilaian dan promosi, 4) portofolio untuk mendukung pembelajaran dan pengajaran, 5) portofolio untuk tujuan pengembangan profesional.

Menurut Duffy (1999), terdapat empat jenis atau tingkatan portofolio berdasarkan tanggung jawab siswa terhadap kerjanya dan bagaimana guru membantu siswanya:
                                                      
1. Portofolio Semua Hal (The Everything Portfolio)
Portofolio semua hal (atau portofolio perkembangan) merupakan suatu kumpulan karya
siswa melintasi berbagai variasi siswa, kelas, semester, atau tahun. Portofolio ini berisi
karya siswa, baik selama proses maupun draft final. Seleksi karya dalam portofolio jenis
ini bukan merupakan tujuan utama. Guru menggunakan portofolio jenis ini untuk
mengevaluasi kemajuan siswa. Guru dapat menggunakan informasi dalam portofolio
jenis ini untuk sebagai bahan pertemuan antara guru, siswa, dan orang tua atau antara
guru dengan siswa. Secara umum, portofolio ini dievaluasi sebagai contoh karya siswa
dalam berbagai tingkat pencapaian kompetensi, jadi cenderung sumatif.
2. Portofolio Produk (The Product Portfolio)
Di dalam portofolio produk, guru menyediakan daftar isi suatu topik atau produk. Siswa
memasukkan contoh-contoh karyanya dalam area daftar isi tersebut. Portofolio ini
menjadi semacam ceklis kompetensi. Guru merumuskan topik penting untuk dipelajari,
dan siswa menyelesaikan tugas-tugasnya untuk menuntaskan topik tersebut, dan
dibuktikan oleh terpenuhinya daftar isi seputar topik itu dengan karya siswa. Evaluasi
portofolio ini berupa pertemuan antara guru dan siswa, dan selama pertemuan guru dapat
memberikan umpan balik sumatif, namun umpan balik ini sebagai informasi formatif
bagi siswa. Guru memilih karya terbaik siswa, dan menjelaskan mengapa itu merupakan
karya terbaiknya. Informasi dari penjelasan guru ini sangat bermanfaat bagi siswa untuk
mengembangkan portofolio selanjutnya.
3. Portofolio “Pameran” (The Showcase Portfolio)
Di dalam portofolio “pameran” atau protofolio contoh, guru menyediakan daftar isi suatu
topik, dan siswa mengevaluasi elemen-elemen untuk portofolionya dan memberikan
alasan rasional untuk tiap seleksinya. Siswa diingatkan untuk tidak sekedar memasukkan
karya yang dinilai baik oleh guru, akan tetapi harus pula mempertimbangkan audien dan
tujuan portofolio itu. Di dalam evaluasi portofolio, guru melakukan pertemuan dengan
siswa, dan guru memberikan umpan balik sumatif terhadap produk siswa serta umpan
balik formatif tentang alasan siswa selama proses seleksi karyanya.
4. Portofolio Tujuan (The Objective Portfolio)
Tingkat terakhir adalah portofolio tujuan. Di dalam portofolio jenis ini, guru merumuskan
daftar tujuan atau pernyataan tentang kualitas kinerja. Siswa menyeleksi dari kumpulan
karyanya untuk mempertemukan karya terbaiknya dengan tujuan tersebut. Portofolio
jenis ini sebaiknya tidak dibatasi pada karya tertulis saja, akan tetapi segala artifak dan
kinerja siswa (misalnya dalam berbagai berbagai format media) yang berkaitan dengan
tujuan atau kualitas kinerja yang diminta. Portofolio jenis ini membutuhkan kemampuan
siswa dalam menganalisis tujuan, mereviu kemungkinan karya, menyeleksi contoh
terbaik dari keterampilan yang diminta dalam tujuan, serta memberikan alasan seleksi
karyanya. Untuk setiap tujuan yang telah dituntaskan, guru memberikan umpan balik
kualitatif individual. Untuk tujuan yang belum dituntaskan, guru memberikan umpan
balik formatif yang memungkinkan siswa mendapatkan pemahaman yang lebih baik
tentang tujuan tersebut.

D.    Penerapan Asesmen Portofolio
Portofolio haruslah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran. Menurut
Gronlund (2003) pertimbangan utama dalam perencanaan pengembangan portofolio adalah
tujuan portofolio, jenis-jenis bukti yang dimasukkan, petunjuk untuk menyeleksi dan
mengevaluasi isi, merawat dan menggunakan portofolio, serta mengevaluasi portofolio.
Dalam mengevaluasi kinerja siswa secara keseluruhan yang tercermin dalam portofolio,
dapat disusun kriteria umum untuk mengevaluasi struktur portofolio, tingkat kemajuan siswa,
serta rubrik skor keseluruhan. Secara lebih operasional Cooper (dalam Sweat-Guy &
Buzzetto-More, 2006) mengidentifikasi enam langkah apabila hendak melakukan asesmen
portofolio: mengidentifikasikan ruang lingkup keterampilan, mendesain hasil belajar yang
dapat diukur, mengidentifikasikan strategi pembelajaran, mengidentifikasikan indikator
kinerja, mengumpulkan bukti, dan penilaian. Walaupun tampak operasional, pernyataan
Cooper ini lebih mengarah kepada langkah-langkah asesmen kinerja secara umum.
Klenowski (2002) merumuskan langkah-langkah pengembangan asesmen portofolio,
yang ia bagi menjadi tiga fase, sebagai berikut:
1. Fase satu: Konseptualisasi portofolio
Fase ini meliputi pemahaman asesmen perkembangan, kontinum perkembangan, peta
kemajuan, dan acuan patokan. Kemampuan untuk mengembangkan dokumen portofolio
memerlukan waktu dan ditunjukkan oleh akumulasi koleksi karya. Maksud asesmen
perkembangan adalah untuk menilai pencapaian siswa dalam peta kemajuan, kontium
perkembangan, atau seperangkat deskriptor kemajuan untuk mengidentifikasikan
pengalaman belajar yang sesuai dan memonitor belajar siswa. Kegiatan ini di dalam
“ranah KTSP” mirip dengan merumuskan pengalaman belajar dan indikator dari suatu
level Kompetensi Dasar (KD).
2. Fase dua: Pengembangan portofolio
Kegiatan dalam fase ini meliputi asesmen formatif, umpan balik, asesmen kinerja, dan
memantapkan validitas. Asesmen formatif terjadi pada selama proses dan ditujukan untuk
meningkatkan pembelajaran siswa. Proses kompleks ini cenderung berpusat pada guru,
dengan guru berperan memberikan umpan balik pada aspek-aspek spesifik yang
ditujukan untuk membantu siswa memperbaiki kinerjanya. Asesmen kinerja dapat
menjadi bagian integral dari karya portofolio. Validitas portofolio akan dibahas dalam
subbab tersendiri.
3. Fase tiga: Penilaian portofolio
Kegiatan dalam fase ini meliputi memastikan reliabilitas, standar, asesmen sumatif, dan
asesmen holistik. Hal yang berkaitan dengan reliabilitas dibahas dalam subbab tersendiri.
Asesmen sumatif berimplikasi pada peninjauan kinerja yang telah lalu. Di dalam
portofolio, asesmen sumatif ditujukan untuk menentukan karya siswa dibandingkan
dengan kriteria target.